Wednesday, December 10, 2014

KMO >

KOMUNITAS SAVE EX. AIRPORT KEMAYORAN. 
_KMO.13
YAYASAN 
MUSEUM NASIONAL 
BANDARA KEMAYORAN
akte Notaris. No.4 tanggal 22 Oktober 2014



On Facebook :



Prolog
Bersama dengan ini kami dari Yayasan Museum Nasional Bandara Kemayoran, akte Notaris. No.4 tanggal 22 Oktober 2014 yang berkedudukan di Jl. Kran 6 No.23a Rt.009/06, Kel. Gunung Sahari Selatan, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat, 10610. Dalam hal ini kami memohon dukungan moral dan material, partisipasi dan peran serta masyarakat seluruh Indonesia dan dunia internasional terkait gagasan yang kami ajukan kepada pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Badan Dunia PBB dibawah UNESCO untuk menjadikan Ex. Bangunan dan lahan Menara ATC, dan Ex. Bangunan dan lahan Terminal A dan ruang VIP Bandara Kemayoran untuk dijadikan 

"MUSEUM NASIONAL BANDARA KEMAYORAN" 
National Museum of Civil Aviation Kemayoran Airport

melihat peranan sejarah situs tersebut sebagai 'Pintu Gerbang Bangsa Pertama' dalam masa sebelum dan setelah kemerdekaan. 

Dengan semangat kebersamaan dan pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam pergaulan dunia maka dapat dikatakan bahwa sejarah sebuah bangsa adalah sejarah dunia. 

Maka dengan itu visi dan misi kami disini menjadikan Museum Nasional Bandara Kemayoran. Sebagai museum yang 'Iconic' terkait masa lalu, kekinian, dan masa depan, terkait peneranap/penggunaan teknologi tinggi juga sebagai pusat informasi nasional dan internasional dalam dunia penerbangan, pusat pendidikan dan pusat penelitian, hiburan dan hobbi yang bersinergi dengan rumusan Empat Tiang Pendidikan Abad ke-21 atau The Four Pillars of Education in the 21st Century (Delors, 1998) adalah :
               
               1. Belajar untuk tahu (learn to know), 
               2. Belajar untuk melakukan (learn to do), 
               3. Belajar untuk menjadi (learn to be), 
               4. Belajar untuk hidup bersama (learn to live together). 

Dalam hal ini peran dunia penerbangan sipil di Indonesia seperti kutipan dari Presiden RI-1 Bp. DR.Ir.H Sukarno dalam pidatonya tangga 9 April 1964. 

" Agungkanlah, Ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa" 

yang mana hal itu memiliki makna yang sangat mendalam. Ibu Pertiwi sebagai tanah dan air adalah sumber kehidupan, dan Bapak Angkasa adalah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan menjadi pemersatu yang tanpa batas, baik dalam makna dunia penerbangan itu sendiri untuk menyentuh tempat-tempat yang jauh dan juga berkaitan dengan teknologi tinggi seperti jaringan internet, informasi dan komunikasi. 

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kami juga mengusul/mencanangkan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal 26 Januari sebagai :

"Hari Penerbangan Sipil Nasional"

(sebagai hari untuk pemberian penghargaan/award kepada institusi dan pelaku profesional dalam dunia penerbangan nasional dan internasional) yang mana tanggal tersebut mengacu pada penerbangan pertama kalinya pesawat seulawah, sebagai maskapai penerbangan sipil pertama milik Pemerintah Republik Indonesia yang lepas landas dari. Calcutta,India menuju Rangoon,Burma

Hormat Kami,
Yayasan Museum Nasional Bandara Kemayoran

No comments: